Traveling wasn’t always bring a happy ending. But it always make you a better person.
Kemarin, Universal Studios Singapore tampak begitu ceria. Kami tertawa lepas, berfoto di banyak tempat, naik semua wahana dan teriak sampai suara penghabisan. Sulit dipercaya malam ini kami kembali lagi, ke tempat yang sama, air mata membanjir di kedua pipi teman traveling saya.
*********************************************************************************************************************************
Ema menangis tertahan. Antara panik, takut, sedih, dan bertanya-tanya bagaimana cara dia pulang. Semua dokumen pentingnya: paspor, uang, KTP, SIM, NPWP, tiket pesawat, dan lain-lain, disimpannya dalam satu dompet. Dan dompet itu hilang.
Mungkin tercecer, mungkin juga diambil orang. Entahlah, merunut ke belakang sudah tak penting sekarang. Kami bersimpuh dengan tas masing-masing di depan Universal Studios, tepat pukul 22.00 malam.
Yakin dompetnya tak terselip, saya menggeret Ema ke depan Casino dan melapor ke petugas keamanan setempat. Tak ada waktu untuk drama, kami harus pulang esok dini hari. Pukul 05.45, begitu yang tertera di tiket pesawat yang ikut hilang.
Head of Security Resort World Sentosa menanyai kronologis hilangnya dompet Ema. Zul, begitu nama panggilannya, mengerahkan pasukannya untuk sweeping di tempat-tempat yang kami datangi sebelumnya. Saya dan Ema dititipkan ke tempat peristirahatan murah di kawasan yang sama.
Pukul 03.00 dini hari, dan tak ada tanda-tanda ditemukannya dompet Ema. Zul kemudian menulis surat kehilangan beserta secarik kertas, dengan tulisan alamat-alamat yang kami butuhkan. Kantor polisi terdekat, KBRI, dan nomor ponsel pribadinya jika kami butuh bantuan.
Otomatis Ema akan membatalkan penerbangan pagi itu. Me? I won’t leave her alone. I’ll buy another ticket later.
*********************************************************************************************************************************
Dini hari itu kami habiskan dengan membuat surat kehilangan di kantor polisi, kemudian tidur sejenak di pos satpam KBRI. Seharian Ema mengurus surat-surat di Immigration & Checkpoints Authority of Singapore (ICA). Kemudian kembali lagi ke KBRI, membuat paspor sementara, kembali lagi ke ICA sebelum bisa pulang ke Tanah Air.
Tapi urusan tak semulus seharusnya. Paspor sementara tak bisa jadi hari itu, kami harus menunggu 1 hari lagi. Ema mengatakannya dengan bibir bergetar, saya yakin dia menangis sebelumnya.
Saya dibesarkan dengan sikap dan pikiran logis, paling tidak suka berdrama-drama. Tapi menyadari fakta bahwa saya harus meninggalkan partner traveling seorang diri, ada rasa sedih yang memaksa air mata untuk mengalir.
*********************************************************************************************************************************
And it hurts. It really hurts. Tangis itu membuncah di taksi, saya tak tega meninggalkan Ema seorang diri. Tapi Ema memastikan ia punya tempat untuk bermalam, juga uang saku untuk berbagai keperluan.
Ema mengantar saya ke Bandara Changi. Membeli tiket untuk boarding secepatnya, sementara ia bertolak ke rumah teman kakaknya untuk menginap.
Perasaan sedih itu senantiasa hinggap. Banyak hal yang saya sesali: tidak memerhatikan kondisi sekitar, tidak mengingatkan Ema soal barang-barangnya, tidak bisa menemaninya lebih lama. Saya menyesali perjalanan kali ini tak berujung manis, meski hari-hari sebelumnya penuh canda tawa.
Tapi biarlah perjalanan kemarin jadi pelajaran. Let me be a better person, better partner while traveling. Can’t wait for our next trip, Em! š
Sedih bacanya, semoga semua traveler di dunia ini nggak mengalami yang namanya hilang paspor, amin ^^
Sekarang kabarnya Ema bagaimana?
Ema alhamdulillah udah balik, pas besokannya.. Dan mesti ngurusin semua yang ilang2. Semoga gak kejadian yang begini2 >.<
Gawat luar biasa kalo dokumen hilang, di negeri orang lagi
Begitulah.. Semoga gak kejadian yaa amin
aduh sedihnya. sekarang gimaan si Emma? udah beres belon ya?
Alhamdulillah udah, mbaak.. Besokannya paspor sementara udah jadi, langsung pulang ke Jakarta. Ngeri š„
Syukurlah, kalau Emma akhirnya bisa segera pulang. Pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran.
Kejadian yang di luar perkiraan banget ya… Hiks…ikut sedih buat Emma
Iyaaa.. Tp alhamdulillah anaknya udah move on sekarang, hehe. Semoga nggak kejadian aneh2 lagi š
Ihhh, ngeri juga yah kalok di posisi gitu.
Pernah juga sih tas temen saya hilang.
Untungnya ketemu.
Kalok saran saya pakai waist bag aja. Lebih safe untuk barang-barang berharga.
Regard,
Joshua
http://www.travelshroom.com
Hai mas Joshua,
Iya, teman saya sudah pakai waist bag. Yah mungkin sedang apes.. Semoga nggak kejadian yaa š
Waduh. Kalo aku pasti bakal panik banget dan malah do nothing kayaknya, kak Sas! Tapi alhamdulillah ya si Emma bisa dapet passport sementara. Untung bisa pulang ke tanah air! š
Iya Mil.. Dan ternyata ada untungnya aku dibesarkan tanpa drama2 jadinya cepet mikir logis. Kalo dua2nya panikan bisa heboh š
Iyah alhamdulillah dapet paspor sementara walaupun 2 hari.. Dan pulang selamat ke tanah aiiir š
Waktu itu pengin komen di postingan ini, tapi lupa, ya udah, salam buat Emma aja deh.
*halah*
Gubrax … Kok bisa ilang ??? Gw jarang banget bawa pasport dalam tas, keseringan pasport di taruh di deposit box hotel dan jalan2 cuman bawa copy nya aja.
Ini pelajaran buat kita semua untuk lebih hati2 š¦
Teledor aja kayaknya oomm.. Iyah jadi pelajaran buat semuanya biar lebih ati2, semoga gak kejadian lagiii aminnnn
Duh, ngeri sampe hilang gini..tapi mudah2n ada hikmah di balik kehilangan ini..
Iyah, bener kalo travelling harus hati2 jaga barang… Semoga nggak kejadian gini ke depannya amin š